Jumat, 18 November 2011




Kring Eaaa....
Kisah Petualangan Si RAWIT& Si KAMPRET Menjelajah Kota Jogja
Program Pararel Event Mulyakarya
di Biennale Jogja Sebelas
Kring Eaaa, initiated and organized by Mulyakarya.

KRING Eaaaaa, diinisiasi dan diorganisasi oleh Mulyakarya.
Kring Eaaa adalah proyek membuat komik yang akan bercerita tentang keistimewaan Yogyakarta. Isu keistimewaan ini tidak ke arah politik, namun lebih banyak ke sejarah: filosofi wayang, keberagaman, toleransi, hubungannya dengan kebudayaan media baru dan bagaimana anak-anak muda/komunitas yang ada di Yogyakarta memanfaatkannya untuk mengungkapkan sesuatu.

Untuk karya ini, Mulyakarya bekerjasama dengan beberapa orang dengan aneka latar belakang yang akan menjadi narasumber. Hal ini agar lingkup komik-komik ini lebih luas dan berbobot, tidak sekadar menjadi komik promosi wisata. Komik ini tetap hadir dengan bahasa yang ringan, tetapi isinya pengetahuan. Judul “Kring Eaaa” mengacu pada suara bel sepeda, kendaraan yang ditumpangi Si Tokoh Komik, dan Eaaa mengacu pada bahasa kekinian, yang sedang ‘happening’.

Pada 27-30 November 2011 Mulyakarya akan membagikan komik secara gratis di tempat-tempat pemberhentian kendaraan umum di Yogyakarta, yakni :
Bandara Adisutjipto (27 November, 13.00 WIB-selesai); terminal bus Giwangan (28 November, 13.00 WIB-selesai); stasiun kereta api Lempuyangan (29 November, 16.00 WIB-selesai); stasiun kereta api Tugu (29 November, 19.30 WIB-selesai); dan shelter bus Transjogja di Jln. Malioboro (30 November, 17.00 WIB-selesai).

Alasannya, tempat-tempat itu adalah umum bagi manusia yang datang dan pergi, membawa cerita, bergerak, berhubungan, pergantian nuansa: bukan orang yang ‘siap’ untuk mengunjungi pameran atau melihat peristiwa budaya. Hal ini dikerjakan, semata-mata karena Mulyakarya ingin menyebarkan gagasan pada orang-orang yang ‘berpindah’ dari atau ke Yogyakarta. Berpindah, singgah, bertukar.

Selebihnya, mesin penjual komik akan diletakkan di area Taman Budaya Yogyakarta (11 Desember 2011 dan 8 Januari 2012). Ide mesin penjual komik berasal dari mesin ATM. Pengunjung yang ingin berinteraksi bisa memasukkan sejumlah uang, kemudian memilih jenis komiknya. Tak lama kemudian, komik akan keluar dari mesin. Komiknya sama dengan komik yang dibagi di ruang publik.

---------------------------------------------------------------------------

The Kring Eaaa project will create comics about what makes Yogyakarta special. The focus will not be on politics, but rather on history: the philosophy behind wayang, diversity, tolerance, its relationship with the new media culture and how young people or communities in Yogyakarta use it to express themselves.

For this work, Mulyakarya will work with sources from various backgrounds. This is done to expand the scope of the comics and to make them more compelling, avoiding the tendency to become some kind of tourism promotion vehicle. The comics will employ an enjoyable tone, but the content will be knowledge and information-based. The word "Kring" in the title refers to the sound of a bell on the bicycle the comic character goes around on, and ?Eaaa? refers to a hip term for ?hooray? that is circulating among young Indonesians.

From November 27th ? 30th, 2011, Mulyakarya will distribute the comics for free in public places: Adisutjipto Airport (November 27, starting at 1.00 PM), Giwangan Bus terminal (November 28th, starting at 1.00 PM), Lempuyangan Railway Station (November 29th, starting at 4.00 PM), Tugu Railway Station (November 29th, starting at 7.30 PM), and Transjogja bus shelters on Jl. Malioboro (November 30th, starting at 5.00 PM). These are places where people come and go - carrying stories as they move about, interacting and sharing different nuances - not places visited by people wanting to see an exhibition or a cultural event. Mulyakarya hopes to spread ideas to people leaving, coming to, or moving around in Yogyakarta. This project highlights and builds on venues where people are moving, stopping by and exchanging things and ideas.

In addition, vending machines selling the comics will be placed around Taman Budaya Yogyakarta (December 11th, 2011 and January 8th, 2012). The idea for the vending machines comes from the automatic teller machines. Visitors who wish to interact can put in some money, and then choose the comic they want. Voila! A comic is served. The comics sold at the vending machines will be the same as the ones shared in public spaces.

Program Details: At public places, FREE. At Taman Budaya Yogyakarta on Dec. 11th, 2011 and January 8th, 2012, the comics will be sold using a vending machine for IDR 5,000 (approx. US 50 cents) | Contacts: Yudha Sandy (editor) +62 (0) 856 291 0463; Danang Catur (research and development) +62 (0) 815 787 39335. | www.mulyakarya.blogspot.com | This program is supported by: GangBang MotionPlay Studio.

Kring Eaa Audio english version
Kring Eaa Audio bahasa

TRILOGI KOMIK SERI JOGJA ISTIMEWA
1. Lorong Shoping
lorong shoping
sinopsis : Dua orang sahabat, Rawit dan Kampret baru saja pulang sekolah naik sepeda. Mereka punya rencana mampir dahulu ke Pasar Shoping. Tujuan ke shoping mencari bahan untuk mengerjakan tugas tentang wayang. Cari kesana - kemari, rata - rata harganya mahal dan mereka nggak pinter menawar. Akhirnya nongkrong di depan shoping sambil minum es cendol.
Tak sengaja ketemu Leoni. Leoni adalah mahasiswa jurusan sastra Jawa. Akhirnya mereka mengobrol seputar Jawa di masa lalu. kemudian oleh Leoni, mereka diajak ketemu Damardjati Supadjar disebuah lorong rahasia. Petualangan apa yang akan mereka temui selanjutnya?

2. UFO Sunday Morning
Ufo Sunday Morning
sinopsis : Hari minggu, Rawit dan Kampret main ke pasar Sunday Morning UGM. Ditengah keriuhan, bertemu teman mereka Rudi yang sedang mengamen. Rudi bersama mas Wisnu Martha, ikut menikmati suasana pasar. Ketika bersama Rudi, Rawit dan Kampret memperhatikan kebanyakan anak muda sibuk sendiri dengan tekhnologi jaman sekarang. Bertanyalah mereka berdua kepada mas Wisnu Martha tentang teknologi, media baru dan toleransi. Saat itu datang pula Emha Ainun Nadjib yang menyempurnakan obrolan mereka. Tak lama kemudian mas Wisnu mengeluarkan sebuah alat canggih seperti helm yang bisa berkomuniasi langsung via satelit. Namun sinyalnya bocor dan diterima oleh UFO yang melintas di orbit bumi. Lalu apakah yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana mereka akhirnya bertemu Om Eko Prawoto?

3. Tusukan Helicopter
tusukan helikopter
sinopsis : Rawit dan Kampret mampir ke TBY. Disana mereka bertemu anak-anak Mulyakarya yang sedang membuat kostum binatang untuk pawai Ramayana. Kostum - kostum itu dibuat dari plastik bekas makanan, minuman instant, deterjen, dan lain - lain. Rawit yang kaget dan heran lalu bertanya sama anak - anak Mulyakarya. Dijawablah pertanyaan Rawit itu oleh Mas Agus Lestari yang saat itu mengemudikan helicopter sambil membawa setumpuk sampah plastik. Mas Agus bercerita tentang lingkungan Kota Yogyakarta dan kesadaran mengelola sampah. Setelah mendapat penjelasan yang memuaskan, Rawit dan Kampret diajak makan sama anak-anak Mulyakarya, yang kebetulan pas istirahat. Di angkringan, banyak makanan tradisional yang asing bagi Rawit dan Kampret. Apakah itu? Penasaran khaaaan... ?

Dokumentasi aksi bagi-bagi komik di:
Bandara Adi Sucipto
Terminal Bus Giwangan



Stasiun Kereta Api Tugu




MESIN KOMIK
akan beroperasi optimal pada:
11 Desember & 8 Januari di TBY (Taman Budaya Yogyakarta)



Mari Jadilah Bagian dari Kegembiraan ini.....